Langsung ke konten utama

pulau yang kurang mendapat perhatian

Di Papua merupakan pulau yang kurang mendapat perhatian dalam hal layanan pendidikannya. Terdapat masalah yang harus di atasi pemerintah terkait dengan layanan pendidikan di Papua. Kekurangan guru sekolah dasar di daerah- daerah pedalamanterpencil yang mengakibatkan proses pembelajaran tidak dapat berlangsung dengan baik.

Masih banyak sekolah dasar di wilayah terpencil dan terisolir belum tersedia rumah kepala sekolah dan rumah guru sehingga banyak kepala sekolah dan guru meninggalkan tempat tugas yang mengakibatkan tingginya angka ketidakhadiran kepala sekolah dan guru di tempat tugas. Juga yang menjadi masalah pendidikan di Papua adalah tingginya angka tuna aksara atau buta aksara di Papua, dan masih banyak lagi masalah-masalah pendidikan lainnya.

Melihat masalah pendidikan di Papua, sebenarnya kunci masalah tersebut terletak pada terbatasnya ketersediaan gedung sekolah beserta infrastruktur di sejumlah kampung yang tersebar Papua dan minimnya tenaga pendidik, sehingga hal-hal tersebut mengakibatkan cukup banyak anak Papua yang tidak dapat mengenyam pendidikan. Kenyataan tersebut menimbulkan berbagai permasalahan diantaranya yaitu rendahnya rata-rata lama sekolah serta angka melek huruf di Papua, masih tingginya angka tuna aksara atau buta aksara, dan sebagainya.

Masalah-masalah yang membelenggu pendidikan di Papua akan mengancam potensi anak-anak Papua untuk tumbuh sebagai insan yang merdeka. Hak mereka untuk memperoleh pendidikan yang layak tidak dapat terpenuhi. Apabila keadaan ini tetap dibiarkan tanpa adanya penanganan maka bisa dipastikan anak-anak Papua tetap dibelenggu lingkaran kebodohan, bahkan akan semakin mengalami keterpurukan.

Melalui pendidikan, menyiapkan sumber daya manusia untuk pembangunan. Namun apa jadinya bila pembangunan di Indonesia tidak dibarengi dengan pembangunan di bidang pendidikan? Walaupun pembangunan fisiknya baik, tetapi apa gunanya bila masih banyak bangsa yang terpuruk akibat belum bisa memperoleh haknya, salah satunya hak mengenyam pendidikan.

Mengenai masalah tenaga pendidik yang sangat minim di Papua juga sangat memprihatinkan. Padahal seperti yang kita tahu bahwa guru sangat memiliki peran dalam dunia pendidikan. Ruh pendidikan sesungguhnya terletak dipundak guru. Bahkan, baik buruknya atau berhasil tidaknya pendidikan hakikatnya ada di tangan guru. Sebab, sosok guru memiliki peranan yang strategis dalam “mengukir” peserta didik menjadi pandai, cerdas, terampil, bermoral dan berpengetahuan luas sesuai dengan tujuan pendidikan nasional.

Jelaslah bahwa langkah pertama dan paling penting untuk mengatasi perkara pendidikan di Papua adalah konsep pokok pendidikan Papua yang perlu dipikirkan dan didiskusikan secara matang. Filosofi pendidikan Papua yang matang dan ditujukan untuk menjawab permasalahan kontemporer dan masa depan akan memberikan pendasaran yang kuat untuk menyusun perencanaan pendidikan di Papua. Tanpa pendasaran yang kokoh, pendidikan di Papua kehilangan visi yang tegas.

Masalah terbatasnya ketersediaan gedung sekolah beserta infrastruktur di sejumlah kampung yang tersebar Papua harus lebih diperhatikan pemerintah. Setidaknya pemerintah peduli dan sigap turun tangan membantu menangani permasalahan pendidikan yang terjadi di Papua. Salah satu bentuk kepedulian tersebut misalnya pemerintah membangun gedung-gedung sekolah yang layak berserta infrastrukturnya. Terutama di kampung atau wilayah Papua yang terisolisir dan belum pernah dijangkau layanan pendidikan (sekolah). Anak-anak Papua boleh jadi merdeka dari kebodohan jika ada kondisi minimal, salah satunya tersedianya tempat pendidikan yang layak beserta infrastrukrnya dan guru yang berkompeten yang memungkinkan mereka untuk belajar.

Selanjutnya, sekolah yang sudah ada dalam arti sudah digunakan untuk kegiatan pendidikan namun masih jauh dari kriteria kelayakan, maka pemerintah juga perlu memperbaikinya agar bisa tercipta pendidikan yang sebenar-benarnya di Papua.

Mengenai permasalahan minimnya guru, perlu adanya pendistribusian guru yang merata di setiap sekolah di Papua. Selain itu, guru harus menyadari bahwa mereka adalah abdi negara. Oleh karena itu guru yang tidak lain sebagai salah satu pelaku pendidikan harus siap melayani kebutuhan pendidikan salah satunya mendidik siswa dengan keikhlasan. Sehingga guru akan selalu merasa senang dan tidak terbebani meskipun waktu dan pikirannya ia sumbangkan demi pendidikan.

Namun yang paling diperlukan sekarang ini adalah pemikiran yang kokoh dan sangat relevan dengan persoalan pendidikan di Papua. Jika pemikiran ini sudah ada, solusi-solusi yang lain akan dengan sendirinya muncul. Apabila semua ini dapat terlaksana maka sistem pendidikan di Papua dapat melahirkan generasi-generasi yang unggul dan berakhlak mulia dan tentunya persoalan-persoalan terkait pendidikan di Papua bisa teratasi dengan baik

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pendidikan Masih Menjadi Masalah Di Papua

Di Papua merupakan pulau yang kurang mendapat perhatian dalam hal layanan pendidikannya. Terdapat masalah yang harus di atasi pemerintah terkait dengan layanan pendidikan di Papua. Kekurangan guru sekolah dasar di daerah- daerah pedalaman terpencil yang mengakibatkan proses pembelajaran tidak dapat berlangsung dengan baik. Masih banyak sekolah dasar di wilayah terpencil dan terisolir belum tersedia rumah kepala sekolah dan rumah guru sehingga banyak kepala sekolah dan guru meninggalkan tempat tugas yang mengakibatkan tingginya angka ketidakhadiran kepala sekolah dan guru di tempat tugas. Juga yang menjadi masalah pendidikan di Papua adalah tingginya angka tuna aksara atau buta aksara di Papua, dan masih banyak lagi masalah-masalah pendidikan lainnya. Melihat masalah pendidikan di Papua, sebenarnya kunci masalah tersebut terletak pada terbatasnya ketersediaan gedung sekolah beserta infrastruktur di sejumlah kampung yang tersebar Papua dan minimnya tenaga pendidik, sehingga hal-hal

Pendidikan Masih Menjadi Momok besar bagi PAPUA

Di abad 21 ini di daerah papua masih terjadi pendidikan yang sangat mengkawatirkan, pasalnya masih banyak anak bangsa disana yang belum bisa merasakan bangku pendidikan atau buta huruf. ini sangat jauh berbeda dengan keadaan diluar pulau papua yang notabene sudah hampir layak jika dibandikan dengan di daerah papua. Kondisi ekonomi, budaya dan aksesibilitas geografis menjadi batasan bagi banyak anak-anak di wilayah timur Indonesia untuk mendapatkan pendidikan dasar sekalipun. Masih banyak masyarakat yang belum peduli dengan pentingnya pendidikan untuk anak-anak. Atau, banyak yang mengalami kesulitan ekonomi sehingga tak mampu menyekolahkan anak-anak mereka. Data BPS menyebutkan, Papua Barat dan Papua memiliki nilai paling rendah di antara seluruh provinsi di Indonesia, dalam laporan Indeks Pembangunan Manusia atau Human Development Index (HDI) 2010-2015. Papua Barat memiliki nilai 61,73, sedangkan Papua memiliki nilai 57,25. Sementara nilai rata-rata HDI di Indonesia adal